Jumat, 21 November 2008

Kamis, 20 November 2008

Juventus F.C


Juventus F.C. (Latin untuk Remaja) adalah salah satu klub sepak bola tertua di Italia. Klub ini bermarkas di Torino dan bermain di Seri A.

Juventus biasanya bermain dengan seragam garis hitam-putih dan celana pendek hitam (tapi dulu pernah memakai celana putih untuk waktu yang cukup lama) dan dijuluki la Vecchia Signora (Sang Nyonya Tua). Tim ini mendapatkan motif seragamnya dari klub Inggris Notts County. Stadion Juventus adalah Stadio Delle Alpi yang dipakai bersama dengan A.C. Torino. Hal ini akan berakhir setelah musim 2004-2005, di mana Torino akan membangun stadion mereka sendiri. Pada musim kompetisi 2006-2007, Juventus menggunakan Stadio Olimpico di Torino sebagai stadion kandang mereka mengingat Stadio Delle Alpi dalam proses renovasi.

Juventus didirikan pada November 1897 oleh murid-murid Lyceum (semacam panggilan untuk sekolah top di Eropa) Massimo D'Azeglio, dan pertama kali menjuarai liga nasional versi lama pada 1905, namun gelar kedua didapat hanya pada tahun 1926. Pada tahun 1923, keluarga Agnelli (pemilik Fiat) mengambil alih klub tersebut dan membangun stadion pribadi di Villar Perosa (dekat Torino) yang disertai fasilitas lengkap.

Dari 1931, Juventus meraih gelar Seri A (scudetto) lima kali berturut-turut. Pada 1933, mereka mulai bermain di Stadio Comunale. Setelah Perang Dunia II mereka sukses dalam kejuaraan domestik - gelar liga kesepuluh diraih pada 1961, namun tidak berhasil merebut satupun gelar Eropa hingga 1977 dengan menjuarai Piala UEFA. Puncak kesuksesan mereka di Eropa terjadi pada 1985 di mana mereka merebut Piala Champions dan yang kemudian diulang pada 1996. Juventus juga meraih gelar Piala Winners pada 1984 dan dua gelar Piala UEFA lagi pada 1990 dan 1993. Hingga kini mereka telah juara Seri A 27 kali. Gelar Seri A yang mereka raih pada musim 04/05 dan 05/06 dicabut karena terlibat skandal pengaturan pertandingan. Juventus juga harus terdegradasi ke Seri B akibat kasus ini.

Hingga beberapa waktu lalu, pemain Juventus diharuskan memiliki rambut yang pendek dan rapi; pihak klub juga menyediakan para pemain dengan pakaian formal (yang dibuat penjahit terkenal) dan memaksa mereka untuk menyelesaikan pendidikan mereka. Mayoritas pemainnya bertahan di Juventus hingga akhir karir mereka; banyak yang masih bekerja untuk klub atau untuk FIAT (atau perusahaan terkait lainnya).

Juventus kini merupakan suatu perusahaan yang tercatat di bursa efek Milan. Penjualan Zinedine Zidane ke Real Madrid dengan harga sekitar $64 juta dolar AS masih merupakan penjualan termahal dalam sepak bola hingga kini.


Prestasi

  • Seri A: 27
    • 1905, 1925-26, 1930-31, 1931-32, 1932-33, 1933-34, 1934-35, 1949-50, 1951-52, 1957-58, 1959-60, 1960-61, 1966-67, 1971-72, 1972-73, 1974-75, 1976-77, 1977-78, 1980-81, 1981-82, 1983-84, 1985-86, 1994-95, 1996-97, 1997-98, 2001-02, 2002-03
  • Piala Italia: 9
    • 1937-38, 1941-42, 1958-59, 1959-60, 1964-65, 1978-79, 1982-83, 1989-90, 1994-95.

[sunting] Pemain terkenal


Nama lengkap Juventus Football Club S.p.A.
Julukan La Vecchia Signora[1] (Nyonya Tua)
La Fidanzata d'Italia
I bianconeri (Putih - Hitam)
Le Zebre
Didirikan 1 November 1897
Lapangan Stadion Olimpiade,[2]
Torino
Kapasitas 27.128
Ketua Giovanni Cobolli Gigli
Manajer Claudio Ranieri
Liga Serie A
2007-08 Serie A, ke-tiga

Sukses Tembus Angka Penjualan, d Masiv Raih Double Platinum



Grup Band yang tergolong anyar, d'Masiv, tak disangka berhasil merebut perhatian pecinta musik Indonesia dengan penghargaan yang diraihnya berkat kesuksesan album pertama mereka bertajuk "Perubahan".

Tidak tanggung-tanggung, sejak album pertama dilempar ke pasaran, 1 juta RBT pun terlampaui, sementara untuk penjualan album CD/Kaset, d'Masih berhasil melampaui 75 ribu copy. Atas keberhasilannya tersebut penghargaan berupa plakat double platinum untuk penjualan RBT dan sebuah platinum untuk penjualan album mencapai 75 ribu copy.

Diakui, pemberian penghargaan oleh perusahaan rekaman yang menaunginnya, PT Musica Studio's, merupakan sebuah kejutan. Pasalnya, acara yang digagas perusahaan rekaman ini awalnya hanya sebuah kegiatan "Media Gathering" yang digelar di Ciater Spa Resort, Subang, Jawa Barat pada 14-15 Juli.

Saat penghargaan diberikan Direktur PT Musica Studio's, Indrawati Widjaja (Ibu Acin), sang vokalis, Rian, tampak meneteskan air mata haru, sementara personel d'Masiv lainnya, tampak matanya berkaca-kaca.

Perjalanan karir d'Masiv lumayan panjang. Sejak berdirinya tanggal 03 Maret 2003 di Jakarta, Band yang digawangi lima personel; Rian (vokal), Riki (gitar), Rama (gitar), Rai (bass), dan Wahyu (drum) rajin mengikuti berbagai kontes. Dan nasib baik mengarah pada band ini setelah menjuarai "A Mild Live Wanted Rising Star" yang digelar perusahaan rokok Sampoerna dan Musica Studio's

Rekor Laskar Pelangi



Tujuh pekan sudah film Laskar Pelangi diputar di gedung bioskop. Tepatnya sejak 25 September 2008. Sambutan publik ternyata sungguh antusias hingga membuatnya mencatat rekor baru. Menurut rilis yang dikirimkan dari publisisnya Senin petang (10/11), film arahan sutradara Riri Riza ini menorehkan angka 3,9 juta penonton.
Angka ini memecahkan rekor yang diraih film terlaris sebelumnya, yakni Ayat-Ayat Cinta. Menurut data Kompas (26/10), film arahan sutradara Hanung Bramantyo itu ditonton 3.581.947 di jaringan kelompok 21, serta sekitar 120.000 lagi di luar jaringan 21.
Uniknya, kedua film ini sama-sama merupakan karya adaptasi dari novel. Namun, yang lebih unik lagi, nama Salman Aristo berada pada posisi penulis skenario.
Darimana angka ini berasal? "Saya hanya menuliskan angka yang dikirimkan oleh Mbak Mira Lesmana, produser film ini," demikian ucap Imelda Achsaningtias, publisis film ini saat dikonfirmasi.
Secara komersial angka ini tentu saja masih bertambah. Pasalnya, setidaknya film Laskar Pelangi masih diputar di 90 layar bioskop jaringan kelompok 21. Secara non komersial apalagi. "Sementara ini, kami akan terus melakukan pemutaran layar tancap," terang Mira Lesmana. Demikianlah kiat mereka menjangkau sejumlah tempat di tanah air yang tidak terjangkau bioskop.
Beberapa waktu lalu pihak produser sudah merambah Belitung dan Bangka. "Sejauh ini, sudah direncanakan pemutaran di Aceh, Natuna, Rantau (Sumatera Utara), Prabumulih (Sumatera Selatan) Kamojang (Jambi), Sangatta (Kalimantan Timur) dan Sorong (Papua)," jelas Putut Widjanarko, co-producer film ini.
Masyarakat Indonesia yang berdomisili di luar negeri rencananya juga akan diakomodasi. "Kami juga sedang mengatur jadwal untuk pemutaran-pemutaran di luar Indonesia ini," pungkas Mira lagi. Beberapa negara yang rencananya akan disinggahi untuk memutarkan film ini adalah Amerika Serikat, Australia, Thailand, Filipina, dan beberapa negara Eropa.